Saturday, 25 August 2018

CETUSAN HATI




Doa bagiku 
Adalah semacam akar yang menumpang pohon di pinggir tebing

Semakin kuat aku mencengkam doa
Memantapkan batinku kepada Rabb
Aku semakin tangguh
Meski badai berusaha menjatuhkanku...






Kuingin membentuk rindu diantara kita
Tapi ternyata
Sendiri di sini mengharapmu
Seperti tidak berhak
Maka sengaja kubiarkan
Seribu malam ini menghapus rasa yang salah
Menutup pintu tentangmu
dan kukembalikan kepada-Nya
Jika jodoh ku bawa aku
Jika bukan hentikan rasa ini...







Jika jatuh cintamu terasa sulit
Biarlah doa yang menjaganya
Dia adalah malam
Kau adalah siang
Terlihat berpisah
Tapi sejatinya siang dan malan saling 
berdampingan bukan?



Meskipun saat ini kamu terlihat
nyaman dengan perhatian yang kupenuhi
Tapi bukan barang tentu
kamu bahagia duduk terus
dalam hangat canda tawa
bersamaku..

Tentu kamu pun punya pilihan
dan bisa saja itu orang lain
Meskipun posisi itu aku
menginginkannya..







Cemburu tak berdasar
Ya...tanpa dasar

kerana kau ini bukan siap siapa dirimu
hanya menyanjungmu dalam doa

Dan terlelap dalam rindu seorang diri
Ku lukis pelangi ku sendiri

Pada langit-langit biru cintaku..


Maaf
Hadirku tak berbudi untukmu

Hanya membawa sesak
Penuhi layar hitammu

Maaf
merindumu tanpa izin
mengusikmu lewat doa

Maaf
Kita memang berjarak
Tapi langit masih menyatukan..


Bukan kerana mampu
Aku hanya terbiasa dengan luka-luka ini

Ku ketuk pintu hatimu dengan lewat doa
Ku sentuh senyummu dalam bayang-bayang nestapa

Merindumu sulit
Tapi aku percaya ini mudah atas kuasa-Nya..








Aku melihat senyum berarah kepadaku
Lalu aku menutup mata

Hati merenungkan
betapa indahnya dirimu

Dan saat mataku kembali terbuka
Aku justru menahan setiap rasa

Dan berusaha menutupnya rapat-rapat

Kerana kau tahu hatiku akan patah

Ku tahu senyum itu bukan hanya untukku..





Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...