Monday, 27 April 2020

DAUN....PUISITULIS


Sepi yang teramat sepi Hening sampai bergemercik Di antara dua titik Pilu dan kalbu menggelitik Buat tangis usai Buai senyum lalai Dengan keras jiwa tertawa Mengalir deras di ruang hampa Kita yang hampir lupa Padahal kita sedang ditempa


Malam begini Di pematang sawah Ditemani angin dan secangkir kopi Renunganku semakin dalam Pikiran dan hati susuri kelam Semakin malam Deru katak menyentak kalbu Aku yang duduk termenung Di pematang sawah peninggalan ibu Sejenak hening Rasaku terpelanting

Menanti malam Dingin terikat Dalam hati yang bersekat Kita perlu jera Dalam hal menjaga Kita perlu lelah Dalam hal menelaah Tapi kita tak perlu berhenti Untuk saling mencintai Berdoalah Rindu tak akan pernah salah
Setengah mati mencari Hati selalu dikelabuhi Terhalang rasa tak pantas Membuat laju tak tuntas Seolah hidup hanya untuk berkabung Pada malam rindu yang tak berujung Aku tanpa genggaman Bingung di tengah tujuan
Cuba diam Selagi kamu mengikutiku Cuba rindu Selagi harap tak lagi untukmu Pasti sakit Pasti hampa Pasti remuk Aku bukan pendendam Tapi balas semesta selalu tertanam Untuk mereka yang tak tahu arti menghargai Yang tak tahu erti dicintai

Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...