Wednesday, 6 May 2020

PUISI RELIGI



Ayat ayat rindu Kubaca satu persatu Bertasbih segala yg bergerak Memuji Tuhan semua yg terdiam Allahu, penggenggam kesejatian cinta Pemelihara keseimbangan keindahan Allahu, kagumku padaMu tak sudah sudah


Padamu kulafadzkan sunyi Saat rerumputan berebut embun pagi Kita hanyalah pelaku cerita Saat kepastian meneteskan titahnya Jika suatu saat kita tak dipasangkan Tak perlulah air mata itu berjatuhan Bila kita memang bukan takdir cinta Allah maha tahu yg terbaik untuk kita


Diatas sajadah aku memeluk malam Mengharap reda kesedihan yg terus berjatuhan Cinta yg kupunya belum mampu menerjemahkan air mata Keikhlasanku baru separuh jalan Doa doaku kandas diatas atap keinginan






Kupeluk hening Kusesapi sepi sepi Kusebut namaMu..ya Rabbi Jika Engkau kehendaki, Aku sudahi langkah kaki ini Meski belum selesai kubuka tabirku Walau belum kutemukan diriku didalam kosongku


Nanti juga kau tahu keinginanmu yang tak terpenuhi adalah kenikmatan tersendiri, hidup hanyalah permainan mengikuti misteri, ia adalah seni menerima apa adanya, memahami takdir tanpa banyak bertanya.


Dan jika suara penyeru menyeruak Memanggilmu untuk kembali pulang Bergegaslah, bersujudlah diatas bumi mana kau pijak Segeralah, labuhkan segala harap diatas sajadah jiwa Tuhan maha tahu isi hatimu, jika masih liar, bersungkurlah... Pintu taubatNya lebih banyak daripada dosa2mu


Ya Rabbi.. Beri aku kepahaman memaknai hikmah takdirMu Agar aku tak tersesat dibelantara syak wasangka dilubuh hatiku Ya Rabbi.. Ampuni segala ketidak syukuranku Ketidakmampuanku melihat sisi baik dari semua titik kehendakMu



Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...