Sunday, 27 November 2016

REHATKAN MINDA



Seorang penyair berkata,

Seburuk-buruk manusia adalah yang hanya sibuk mencari aib/ kekurangan orang lain. Sebagaimana
lalat yang hanya memerhatikan bagian luka.

Selalu saja matanya tertarik untuk melihat keburukan-keburukan kita. Maka tidaklah ia memandang kecuali keburukan dan kesalahan.

Tidaklah matanya melihat kecuali keburukan-keburukan kita. Bahkan dia senang melihat kekotoran
dan ketergelinciran.

Ia mengikat manusia dengan belenggu yang menahan mereka untuk bangkit dan membuat mereka
selalu merasa gagal.

Senada dengan nasihat  Imam Asy- Syaf'i'i  rahimahullaah,

Jika kau ingin hidup selamat dari kehinaan, agamamu terjaga, demikian pula harga dirimu...

Maka janganlah sekali-kali lisanmu mengucapkan keburukan. Sesungguhnya dirimu seluruhnya adalah kekurangan. Orang-orang juga memiliki  lisan ( yang bisa balik mencelamu).

Dan jika kedua matamu melihat aib-aib (orang lain), tinggalkanlah dan katakanlah kepada matamu,
"Wahai mataku, sesungguhnya orang-orang juga memiliki mata (yang juga dapat melihat aib pada dirimu).

Hendaknya engkau bergaul dengan cara yang baik, maafkanlah orang yang bersalah kepadamu. Tolaklah kesalahanya dengan sebaik-baik cara...





Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...