Seorang penyair berkata,
Seburuk-buruk manusia adalah yang hanya sibuk mencari aib/ kekurangan orang lain. Sebagaimana
lalat yang hanya memerhatikan bagian luka.
Selalu saja matanya tertarik untuk melihat keburukan-keburukan kita. Maka tidaklah ia memandang kecuali keburukan dan kesalahan.
Tidaklah matanya melihat kecuali keburukan-keburukan kita. Bahkan dia senang melihat kekotoran
dan ketergelinciran.
Ia mengikat manusia dengan belenggu yang menahan mereka untuk bangkit dan membuat mereka
selalu merasa gagal.
Senada dengan nasihat Imam Asy- Syaf'i'i rahimahullaah,
Jika kau ingin hidup selamat dari kehinaan, agamamu terjaga, demikian pula harga dirimu...
Maka janganlah sekali-kali lisanmu mengucapkan keburukan. Sesungguhnya dirimu seluruhnya adalah kekurangan. Orang-orang juga memiliki lisan ( yang bisa balik mencelamu).
Dan jika kedua matamu melihat aib-aib (orang lain), tinggalkanlah dan katakanlah kepada matamu,
"Wahai mataku, sesungguhnya orang-orang juga memiliki mata (yang juga dapat melihat aib pada dirimu).
Hendaknya engkau bergaul dengan cara yang baik, maafkanlah orang yang bersalah kepadamu. Tolaklah kesalahanya dengan sebaik-baik cara...