Saturday, 8 April 2017

TANDANYA SAYANG...



Bila kau bertanya bila kan kembali bersua
Aku hanya mampu menyeka air mata
Tapi sekadar dalam hati hangatnya dirasa.

Renungkanlah bintang kejora
Pabila sinarnya menusuk mata
Percayakan ku hati ini meronta
Hati sering bertanya mengapa diri ini bukan miliknya.


Dikau mengungkapkan rindu
Kala aku tersedu
Dikau menggetarkan hati
Kala jiwa kosong tak bertepi
Dikau sering memberi bahagia
Merawat tiap duka.

Mengapa cinta belum milik kita..

Andai perpisahan menghiris perasaan
Mungkin pertemuanlah penawar berkesan
Andai kerinduan merantai menawan
Lihatlah rembulan...sinar itu bertanda sayang...






Andai kesenyapan mu menandakan pilu
Andai kehilangan mu mewujudkan rindu
Andai hadir bayang mu umpama duri sembilu

Izinkan aku bersuara mengubat duka
Izinkan aku hadir membujuk nestapa
Izinkan hadir bayang mu menghayalkan sukma

Di sini aku menanti seraut wajah
Menunggu seulas bibir
Sebutir bicara.

Dari kamu...

Yang sedang tersenyum tanpa kata.






melihat kau mencintai dia
membuat nafas ku tertahan-tahan
sampaikan
sampaikan
aku kesesakan

kali ini untuk ke berapa puluh ratus juta kali
aku cuba denial dengan fakta ini

kau
dia 
kekasih






awan hitam itu
sembunyikan sang mentari ku
yang aku terima
cuma serpihan cahaya perak dari hujung awan.


pergilah awan hitam
aku rindu hangat pelukan sang mentariku


menangislah sesukamu
turunkan hujan itu
bertempiklah sekuat hatimu
sebarkan ribut taufan itu


tapi janji padaku
selepas kamu menangis
selepas kamu bertempik
tolong pergi secepat mungkin

pergilah
aku rayu....




Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...