Monday, 10 April 2017

TERLENA


TERLENA
Dari Almarhum Pak Hamka


Waktu berlalu begitu pantas
menipu kita yang terlena

Belum sempat berzikir di waktu
pagi, hari sudah menjelang siang,
Belum sempat bersedekah pagi,
matahari sudah meninggi...

Niat pukul 9.00 pagi hendak solat
Dhuha, tiba-tiba azan Zuhur
sudah terdengar...

Teringin setiap pagi membaca 1
juzuk al-Quran, menambah
hafalan satu hari satu ayat, itu
pun tidak dilakukan...

Rancangan untuk tidak akan
melewatkan malam kecuali
dengan tahajjud dan witir, walau
pun hanya 3 rakaat, semua
tinggal angan-angan...

Beginikah berterusannya nasib 
hidup menghabiskan umur?
Berseronok dengan usia?

Lalu tiba-tiba menjelmalah usia di
angka 30, sebentar kemudian 40, 
tidak lama terasa menjadi 50 dan
kemudian orang mula memanggil
kita dengan panggilan "Tok Wan,
Atok...Nek" menandakan kita
sudah tua.

Lalu sambil menunggu Sakaratul
Maut tiba, diperlihatkan catatan
amal yang kita pernah buat...

Astaghfirullah, ternyata tidak
seberapa sedekah dan infak
cuma sekadarnya, mengajarkan
ilmu tidak pernah ada,
silaturrahim tidak pernah buat...

Justeru, apakah roh ini tidak akan
melolong, meraung, menjerit
menahan kesakitan di saat
berpisah daripada tubuh ketika
Sakaratul Maut?

Tambahkan usiaku ya Allah, aku
memerlukan waktu untuk
beramal sebelum Kau akhiri
ajalku...

Belum cukupkah kita menyia-
nyiakan waktu selama 30, 40, 50,
atau 60 tahun?

Perlu berapa tahun lagikah untuk
mengulang pagi, siang, petang
dan malam, perlu berapa minggu,
bulan, dan tahun lagi agar kita
BERSEDIA untuk mati?

Kita tidak pernah merasa
kehilangan waktu dan
kesempatan untuk menghasilkan
pahala, maka 1000 tahun pun
tidak akan pernah cukup bagi
orang-orang yang terlena...


Pak Hamka.
( Pujangga Nusantara )



Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...