Tuesday, 13 February 2018

APA YANG KAU RASA



Kau dan aku

Berlari
bergandingan tangan
Saat itu
tak ada alasan
tuk melihat ke belakang
satu-satunya yang teringat
adalah aroma yang terasa
bercampur kesejukan dan keringat
sejak saat itu
setiap kali
merasakan kembali
aroma yang sama
aku jadi memikirkanmu
rindu saat bersama...



Terangkai kata
Tertuah kisah
Terajut makna
Terlantun bahasa
Terbangun singgahsana
Dan terpahatlah
Prasasti cinta
Semuanya
Berasal darimu
Seseorang yang kini kurindu...


Bagai ujung belati

Kini ada tusukan
yang menembus ulu hati
Mengaduh
dan tak mengerti
Erti kata
rindu ini...


Kebenaran
tak seorang pun yang tahu

Apa yang dilihat matamu
Belum tentu
benar
Yang paling penting
adalah
apa yang dilihat hatimu
Gunakan perasaan itu
Rasakan getaran cintaku
oleh tangan di dadamu
hal yang benar ada di situ...



Kamu

Tak tahu
apa yang telah kuperbuat
tak menyedari
K
kalau aku mencintai
Mungkin
kerana aku
tak pernah menyinggungnya
terus menyembunyikannya
Sekarang
kebenaran itu
tak terkatakan
sakit rasanya.


Sejak sudah lama
melakukan ini

tapi aku tak bisa mengatakan
cinta atau bukan
atau apa di luar sana

Satu hali yang bisa kukatakan
dengan pasti
Cintamu itu ada
Aku bisa lari darimu
Bisa menguburnya
Bisa menghambatnya
Tapi tak bisa menghentikannya
Cepat lambat
cinta itu kembali.


Setiap hari

Sejak mata terbuka
Kekuatan tentangmu
menyergap
dan memberi kejutan
lewat berbagai rasa
Menguras energi
Memancing saling membalas
opini di dalam hati
Untuk terus larut
dalam pusaran
kebuntuan logika...


Untuk sebuah alasan

Biarkan
mimpi yang tersisa
diruang ingatan
Merajut kisah
Menyusun keping-keping cerita
tanpa tema.


Tentang kamu

Aksaranya
Selalu ada
di kepalaku
Datang dan pergi
meninggalkan kata lima
Begitu bernada
Begitu berirama
di dalam asa.



Bingung

Setelah lama
berada
di lingkungan yang sama
Tiap hari
melihatmu di sekitarku
Merasa bodoh
sebodoh-bodaohnya
Kerana
diam-diam memperhatikan
Makin ke sini
semakin ingin tahu lebih dalam lagi....


Bingung

Setiap kali
mengingatmu
Apa yang dirasa
sebenarnya
Menyukai
atau mencintai
Tak bisa aku bezakan
Sulit difahami
sesulit ujian matematika.....



Tuk kesian kalinya

Aku dibuat takjub
oleh peristiwa yang dialami
Betapa tidak
Setiap kali
Memegang tanganmu
Dalam seketika
Getarannya
Membuat jantung degdegan
bahkan kaki pun terasa ringan
seakan melayang
menerobos pintu cinta
Begitu sahaja
tanpa menyentuh apa pun....



Akhirnya

 kita bertemu
dalam rindu
di tempat terakhir dahulu
Kau dan aku
saling berpandangan
Tanpa sepatah kata pun
yang terucapkan
Sinar mata penuh kasih
menghanyutkan sukma

Senyum halus dan tulus
saling memeluk
getaran jiwa
Begitu membelai
daun-daun telinga.


~peka



Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...