Tuesday, 17 October 2017

PRASANGKA....


Prasangka
Bagaimana rasanya miliki prasangka? Yang terjebak pada hal ambigu yang diciptakan sendiri. Mengapa tak kau tanyakan pada yang bersangkutan? Hati yang bertanya-tanya itu tak boleh hidup dengan baik. Rasanya mengetahui hal sesungguhnya bukankah lebih baik daripada memendam rasa penasaran. Ungkapkan ....



Yang sulit bukan melupakan, melainkan menerima keadaan...

Sudahlah...Ia memang datang di hidupmu untuk memberi pelajaran meski harus dengan cara yang menyakitkan. Belajarlah menerima, lapangkanlah dada. Menangislah sepuasnya., tapi cukup sebentar saja. Terlalu larut dalam kesedihan boleh menjauhkanmu daripada prasangka baik terhadap Tuhan.

Sudahlah....Yang harus pergi biarlah pergi. Tidak perlu diharap datang kembali. Belajarlah menerima keadaan bahawa ada banyak pelajaran yang boleh membantumu memperbaiki diri. Cubalah melihat sesuatu bukan dari satu sisi.

Sudahlah.... Jangan terus sedih.



Sebab aku selalu percaya, disetiap jarak yang Tuhan ciptakan ada pelajaran yang seharusnya difahami.
Aku pernah mengeluhkan jarak, berpuluh-puluh kali hingga lelah datang sendiri. Aku pernah menyesalkan jarak, beratus-ratus kali hingga bosan kemudian menghampiri.
Aku pernah mengutuk jarak, beribu-ribu kali hingga lupa sendiri dengan segalanya.
Namun aku pernah sekali bersyukur dengan hadirnya jarak yang ternyatakan mendekatkan, dan setelahnya aku tidak pernah lagi meragukan apa-apa yang Tuhan takdirkan.
Sebab ternyata selalu ada yang boleh dimaknai jika kita melihatnya dari sudut yang tidak sama.


Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...