Sunday, 15 October 2017

SURAT UNTUK UMMI


Seterang rembulan seelok embun di pagi hari
Jiwa seolah-olah masih merindu pada elegi pagi
Setitik demi setitik mulai merekah
Pena usang mulai menjalankan tugasnya
Huruf demi huruf mulai kurangkai
Kata demi kata kutuangkan dalam secarik kertas
Kalimat demi kalimat terlihat mulai tersusun rapi pada kertas putih
tanpa noda


Terangkai penuh cinta dan tertulis selembut sutera
Sepucuk surat untuk ummi tercinta
Sebuah kertas untuk wanita yang menjadi ratu bahkan bidadari
dalam istana kecilku
Dari seorang anak gadis yang masih terlatih menuju cahaya kedewasaan


Teruntuk engkau wahai bidadari yang selalu menemani
Tak ada satupun  yang mampu kubalas dari setiap titis air susumu
Takkan mampu kubalas seluruh waktu yang kau berikan serta kasih sayang
yang telah kau sirami pada jiwa ini
Aku hanya mampu  menjaga setiap kewajibanku
Hanya mampu menjalankan setiap amanahku
Ku saring dengan baik-baik setiap kata yang keluar dari
gerakan lidahku
Keran itu dunia tahu, anak ini digurui oleh seorang bidadari


Gertakanmu mampu menebas
Tak punya izin darimu bak malapetaka bagiku
Kerana amarahmu adalah luka bagiku dan bahkan lebih dalam bagimu
Serta mengertikan bahawa aku masih mengecewakanmu
Walau begitu kekanak-kanakannya anakmu
Akanku terus mencuba agar menjadi dewasa
Mendewasa untuk tidak mengecewakanmu dan menjadi yang terbaik
untukmu


Bila kumampu membawa seseorang ke jannah-Nya
Maka sudah pasti engkau juga akan kubawa bersama
Kukepakkan sekuat-kuatnya doaku agar terus terbang ke langit
Kujaga namamu dalam setiap baris doaku
Sebagai tanda sayang dan cintaku padamu
Kerana batinku tahu, selalu ada ingatamu tentang diriku dalam setiap
waktumu
Kerana jiwaku yakin bahawa tanpa aku mengeluh sekalipun,selalu ada
namaku dalam setiap deret doamu


Anak gadismu yang masih belajar.




Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...