Thursday, 21 September 2017

BERHATI-HATI KETIKA MENGHARAP


"Untuk apa kita mengharap pada seseorang yang tidak tahu mengharap kepada Tuhan ?"
Pengharapan adalah sesuatu yang dapat memberikan kekuatan.

Walaupun kita berada dalam suatu kesusahan yang sangat berat, pengharapan akan memberi kesegaran kepada iman untuk sentiasa bertahan.

Kita percaya bahawa masih ada jalan keluar kepada pemasalahan. Kita percaya bahawa pasti ada pertolongan.

Namun, pada siapa harus kita berikan pengharapan tersebut? Adakah pada makhluk seperti kita yang juga tidak punya untuk memberi ?

Atau pada Tuhan yang sentiasa menanti untuk diseru nama-Nya pagi dan petang? Bahkan Dialah yang memenuhi segala permintaan.

Seringkali kita meletakkan harapan yang tinggi kepada manusia untuk dipenuhi. 
Pada hal orang yang kita harapkan tersebut tidak berdaya untuk memenuhi harapan untuk dirinya sendiri.
Adalah lebih bahaya kalau orang yang kita harapkan sebenarnya tidak pernah mengharap kepada Tuhan sekalian alam.


Dia menggantungkan kepercayaan kepada dirinya semata-mata tanpa sedikit pun merasa terikat dengan ketentuan Allah.

Jika orang sebegini yang kita harapkan, adakah dia akan membawa kita mendekati Tuhan?
Harapan tak tertunai, bahkan iman terungkai-ungkai ikatannya.

"Jangan risau kalau aku ada, mesti ok punya semua benda."
"Hanya aku seorang yang boleh diharapkan ."

Kata-kata sombong apakah itu? Seolah-olah dirinya adalah Tuhan yang menentukan segala keadaan.
Tanpa dia, mungkin keadaan menjadi kurang baik,  
Namun dengan dia, adakah keadaan semestinya baik tanpa izin Tuhan ?


Jika ada orang yang kita harapkan mengatakan begitu, berhati-hatilah, boleh jadi kita sedang mengharap pada yang tidak tahu mengharap kepada Tuhan.

Bukan tidak boleh kita percaya diri, meletakkan harapan kepada manusia.
Namun, cukuplah harapan itu setakat yang patut.

Jangan sampai harapan itu melangkaui harapan tertinggi yang seharusnya diberikan kepada Allah mutlak.

Tidak ada gunanya mengharap kepada seseorang yang tidak tahu mengharap kepada Tuhan, kerana kelak kita akan disesatkannya.

Pengabdian kita kepada Allah akan tercalar.
Berharaplah kepada manusia untuk berbuat sekadar kemampuannya, namun keizinan untuk sesuatu itu terjadi  tetap harus dikembalikan urusannya kepada Allah.

Pengharapan yang tidak patut kepada manusia selalu terjadi tanpa kita sedari.
Pengharapan yang tidak langsung diikat dengan pengharapan kepada Allah.

Contohnya, selalu kita terlalu mengharap  manusia memberikan cinta kepada kita sedangkan Allah yang menumbuhkan cinta dalam hatinya.

Kenapa tidak berdoa sahaja kepada Allah agar mengurniakan rasa cinta tersebut?
Walaupun pengharapan tidak memansuhkan ikhtiar, namun pengharapan yang tepat akan menjadikan ikhtiar kita lebih berkat.


"Ya Allah, Engkau berikanlah kekuatan kepada dia untuk melaksanakan tugas yang aku berikan."
Itulah bentuk pengharapan yang lebih baik. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan izin-Nya.
Tuntasnya , hubungan berbentuk horizontal yang tidak diikat dengan hubungan vertical sebagai hubungan dengan pencipta.


Hubungan horizontal yang tidak ada ikatan vertical adalah ibarat sebuah kipas syiling yang berpusing tanpa tergantung pada syiling, putarannya bukan menyejukkan, tapi menghancurkan.
Jauhkanlah diri kita daripada berharap secara keterlaluan kepada manusia sehingga langsung melupakan pengharapan kepada Allah.

Lebih parah jika manusia yang kita harapkan itu memang tak pernah mengharapkan kepada Tuhan.
Manusia terbatas kemampuannya sedangkan Allah tidak ada istilah tidak mampu bagi-Nya.
Apabila Dia mengatakan jadi, maka jadi.


"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan ) yang lain. dan hanya kepada Tuhan-Mulah kamu hendaknya kamu berharap."
[ Al-Insyirah :7-8 ]


Wallahu'alam....

~indah bicara kerana hati.



Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan muda...