Saat kau tebarkan aroma angkuh
Di penjuru para fakir
Ketika itu kau lapar dan papa
Ya! Lapar untuk puaskan kejimu
Papa akan erti membumi
Saat satu gunung emas tak puaskan nafsumu
Muntahkan demi menyambung nyawamu
Sebelum tanah menyumpal rongga mulutmu
Pohon saja menurut dan tahu diri.
Saat kau benci melihat jiwa lain bahagia
Bisikan terlaknat menghantam beningmu
Kabut hitam hijab tebal menggumpal
Memantul teriakan tawa tarian iblis
Menutup pandanganmu ke langitKu
Apa yang kamu sombongkan?
Sombong adalah pakaian kebesaranKu
Berhala mati kan bebankan langkahmu
Gelincirkanmu pada titian sirathal mustaqim
Di ruang kawah berapi-api
Gelak dan tarian iblis mencibir bodohmu.
Dulu kau hanya setitis air hina
Yang Aku sempurnakan wujud dan kejadiannya
ke dalam cawan kehidupan
Kini kamu berkoar menggigit hati nurani si fakir
Membenarkan bisik menyesatkan.
Lupakah kau pesan-pesan-Ku?
Hari akhir yang tak dapat didustakan
Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dashyatnya
dan gunung -gunung dihancurkan
maka ia akan menjadi debu bertebaran
Apabila langit terbelah
dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak
Nikmat AKU manakah yang kamu dustakan?
Tak ingatkah esok kau akan susah kelak
Ketika antrian tanya membanjiri tanpa bisa mengelak
ketika mulut terkunci, tak sanggup lagi berucap
Membekap suara kekafiran hingga tak lagi bergema
AKU sedih melihatmu
AKU begitu menyayangi dirimu
Hanya kau tak menyedari Kasih dan SayangKu
AKU tak pernah mengemis
AKU selalu memberi
AKU menangis melihat laku gelapmu
AKU selalu ada dan dekat pada jiwa yang remuk redam
Lebih dekat dari urat lehermu
AKU selalu mencintaimu tanpa batas
Meski kau sering tak tahu diri dan lalai mengingatKu
Dengan segenap cinta
tanpa sedikt pun ditimpa keletihan
AKU ciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa
untuk nauganmu dalam taat kepadaKu
Sedang AKU telah memberi jamuan kepadamu
untuk kau pelajari semampumu
Yang menjadi tali antara engkau dan AKU
Menjadi cahaya terang benderang di kuburmu
Menjadi ubat mujarab, penjagaan bagi kamu yang teguh padaNya
Yang menyelamatkan kamu menuju syurgaKu
Yang kejaibannya tidak berakhir dan tidak memudar
Kerana AKU begitu mencintai kamu
Pengikut seorang laki-laki al-Amin
Pemilik akhlak dan perilaku mulia
Yang menunggumu di tepi sungai Al-Kautsar.
~ Lembayung Senja~