Wahai hati, dengarlah
Sebesar apa kita berharap, maka kita harus bersiap-siap untuk kecewa dengan hal yang lebih besar patah hati sebelum waktunya misalnya. namun bila kau gantungkan harap padaNya maka ketenangan yang akan kau dapat.
Perihal harap tak pernah salah. Harapan semu kita lah yang membuat kekecewaan semakin pedih saja. Akan ada masanya kita akan memahami, bahawasanya cinta tak melulu diertikan dengan bahagia sahaja. Cinta pula, kita ertikan sebagai perjuangan dan penuh peluh. Layaknya semut Ibrahim yang membela kebenaran. Meski terjal namun ia tetap menempuhnya.
Wahai hati, dengarlah
Belajarlah untuk menerima, menerima ketetapan baik ataupun buruk nantinya. Segala sesuatu yang ada di dunia ini tak bercerita tentang bahagia sahaja, namun bertandang pedih tetap kita akan rasakan jua. Layaknya manisnya iman pernah kita rengkuh secara bersamaan.
Wahai hati, dengarlah
Apa khabar al-Quran kini? Masihkah kita menjadikan al-Quran kini sebagai prioritas ditengah kesibukan kita yang mulai menggurita ini? Atau menjadikan sebagai pajangan semata untuk menutupi kesolehan kita agar nampak baik di depan manusia?
Perihalnya, hanya diri kita yang mengetahuinya. Seberapa penting prioritas al-Quran dalam diri.
Wahai diri, dengarlah
Dengarlah kembali, perihal tangis yang kita tutupi dengan tawa, perihal kecewa yang kita tutupi dengan senyum.
Jujurlah
Melembutlah
Kepada-Nya sahaja.
Tak apa, sesekali sembilu sendiri tak akan menjdikan diri hina. dan memang selayaknya kita bersikap demikian di hadapan-Nya. Kalau kau menangis, menangislah ungkapkan semuanya.
"Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, wahai Rabbku."
Sesederhana itu harusnya kita meminta, sesederhana itu seharusnya kita berharap, dan sesederhana itu harusnya kita memahami. Bahawasanya kita hanyalah seorang hamba, yang mana sampai bila pun meminta kebaikan dan kelembutan hati adalah yang utama.
melembutlah wahai diri
melembutlah....
~ self reminder -Ibn Syams